Status Gizi Balita
• Prevalensi nasional Gizi Buruk pada Balita adalah 5,4%, dan Gizi Kurang pada
Balita adalah 13,0%. Keduanya menunjukkan bahwa baik target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi (20%),
maupun target Millenium Development Goals pada 2015 (18,5%) telah tercapai pada
2007. Namun demikian, sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi Gizi Buruk dan Gizi
Kurang diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan
Papua.
• Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk dan Gizi
Kurang pada Balita tertinggi berturut-turut adalah Aceh Tenggara (48,7%), Rote Ndao
(40,8%), Kepulauan Aru (40,2%), Timor Tengah Selatan (40,2%), Simeulue (39,7%),
Aceh Barat Daya (39,1%), Mamuju Utara (39,1%), Tapanuli Utara (38,3%), Kupang
(38,0%), dan Buru (37,6%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk
dan Gizi Kurang pada Balita terendah adalah Kota Tomohon (4,8%), Minahasa (6,0%),
Kota Madiun (6,8%), Gianyar (6,8%), Tabanan (7,1%), Bantul (7,4%), Badung (7,5%),
Kota Magelang (8,2%), Kota Jakarta Selatan (8,3%), dan Bondowoso (8,7%).
• Prevalensi nasional Gizi Lebih Pada Balita adalah 4,3%. Sebanyak 15 provinsi
mempunyai prevalensi Gizi Lebih Pada Balita diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatera
Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI
Jakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,
Maluku dan Papua.
• Secara bersama-sama, prevalensi nasional Balita Pendek dan Balita Sangat
Pendek (stunting) adalah 36,8%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Balita
Pendek dan Balita Sangat Pendek di atas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
• Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Balita Pendek dan
Sangat Pendek tertinggi adalah Seram Bagian Timur (67,4%), Nias Selatan (67,1), Aceh
Tenggara (66,8%), Simeulue (63,9%), Tapanuli Utara (61,2%), Aceh Barat Daya
(60,9%), Sorong Selatan (60,6%), Timor Tengah Utara (59,7%), , Gayo Lues (59,7), dan
Kapuas Hulu (59,0%). Sedangkan 10 kabupaten/kota yang mempunyai prevalensi Balita
Pendek dan Sangat Pendek terendah adalah Sarmi (16,7%), Wajo (18,6%), Kota
Mojokerto (19,0%), Kota Tanjung Pinang (19,3%), Kota Batam ( 20,2%), Kampar
(20,4%), Kota Jakarta Selatan (20,9%), Kota Madiun (21,0%), Kota Bekasi (21,5%), dan
Luwu Timur (21,7%).
• Prevalensi nasional Balita Kurus adalah 7,4% (wasting-serius) dan Balita Sangat
Kurus adalah 6,2% (wasting-kritis).
• Sebanyak 25 provinsi mempunyai prevalensi Balita Kurus diatas prevalensi
nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi
Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
• Sebanyak 21 provinsi mempunyai prevalensi Balita Sangat Kurus diatas
prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua
Barat.
• Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Balita Sangat Kurus dan
Kurus tertinggi adalah Solok Selatan (41,5%), Seruyan (41,1%), Manggarai (33,3%),
Tapanuli Selatan (31,9%), Seram Bagian Barat (31,0%), Asmat (30,9%), Buru ( 30,3%),
Nagan Raya (30,1%), dan Aceh Utara (29,9%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan
prevalensi Balita Sangat Kurus dan Kurus terendah adalah Minahasa (0%), Kota
Tomohon (2,6%), Kota Sukabumi (3,3%), Kota Bogor (4,0%), Bandung (4,6%), Kota
Salatiga (4,9%), Kota Magelang (5,2%), Cianjur (5,4%), dan Bangka (5,6%).
• Prevalensi nasional Balita Gemuk adalah 12,2%. Sebanyak 18 provinsi
mempunyai Balita Gemuk diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Jawa Timur,
Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)
• Prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Kurus (laki-laki) adalah 13,3%,
sedangkan prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Kurus (Perempuan) adalah 10,9%.
• Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Kurus (laki-laki)
diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
• Sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Kurus
(Perempuan) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Maluku.
• Prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Gemuk (Laki-laki) adalah 9,5%,
sedangkan prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Gemuk (Perempuan) adalah 6,4%.
• Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Gemuk (Laki-
laki) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan
Papua.
• Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Gemuk
(Perempuan) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta,
Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, dan
Papua.
Status Gizi Penduduk Umur ≥ 15 Tahun
• Prevalensi nasional Obesitas Umum Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun adalah
10,3%. Sebanyak 12 provinsi mempunyai prevalensi Obesitas Umum Pada Penduduk
Umur ≥ 15 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
• Berdasarkan perbedaan menurut jenis kelamin menunjukkan, bahwa prevalensi
nasional Obesitas Umum Pada Laki-Laki Umur ≥ 15 Tahun adalah 13,9%, sedangkan
prevalensi nasional Obesitas Umum Pada Perempuan Umur ≥ 15 Tahun adalah 23,8%.
• Prevalensi nasional Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun adalah
18,8%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk
Umur ≥ 15 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatera Utara, Bengkulu, Bangka
Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Status gizi Wanita Usia Subur 15-45 tahun
• Prevalensi nasional Kurang Energi Kronis Pada Wanita Usia Subur (berdasarkan
LILA yang disesuaikan dengan umur) adalah 13,6%. Sebanyak 10 provinsi mempunyai
prevalensi Kurang Energi Kronis Pada Wanita Usia Subur diatas prevalensi nasional,
yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
• Prevalensi nasional Gizi Buruk pada Balita adalah 5,4%, dan Gizi Kurang pada
Balita adalah 13,0%. Keduanya menunjukkan bahwa baik target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi (20%),
maupun target Millenium Development Goals pada 2015 (18,5%) telah tercapai pada
2007. Namun demikian, sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi Gizi Buruk dan Gizi
Kurang diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan
Papua.
• Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk dan Gizi
Kurang pada Balita tertinggi berturut-turut adalah Aceh Tenggara (48,7%), Rote Ndao
(40,8%), Kepulauan Aru (40,2%), Timor Tengah Selatan (40,2%), Simeulue (39,7%),
Aceh Barat Daya (39,1%), Mamuju Utara (39,1%), Tapanuli Utara (38,3%), Kupang
(38,0%), dan Buru (37,6%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk
dan Gizi Kurang pada Balita terendah adalah Kota Tomohon (4,8%), Minahasa (6,0%),
Kota Madiun (6,8%), Gianyar (6,8%), Tabanan (7,1%), Bantul (7,4%), Badung (7,5%),
Kota Magelang (8,2%), Kota Jakarta Selatan (8,3%), dan Bondowoso (8,7%).
• Prevalensi nasional Gizi Lebih Pada Balita adalah 4,3%. Sebanyak 15 provinsi
mempunyai prevalensi Gizi Lebih Pada Balita diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatera
Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI
Jakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,
Maluku dan Papua.
• Secara bersama-sama, prevalensi nasional Balita Pendek dan Balita Sangat
Pendek (stunting) adalah 36,8%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Balita
Pendek dan Balita Sangat Pendek di atas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
• Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Balita Pendek dan
Sangat Pendek tertinggi adalah Seram Bagian Timur (67,4%), Nias Selatan (67,1), Aceh
Tenggara (66,8%), Simeulue (63,9%), Tapanuli Utara (61,2%), Aceh Barat Daya
(60,9%), Sorong Selatan (60,6%), Timor Tengah Utara (59,7%), , Gayo Lues (59,7), dan
Kapuas Hulu (59,0%). Sedangkan 10 kabupaten/kota yang mempunyai prevalensi Balita
Pendek dan Sangat Pendek terendah adalah Sarmi (16,7%), Wajo (18,6%), Kota
Mojokerto (19,0%), Kota Tanjung Pinang (19,3%), Kota Batam ( 20,2%), Kampar
(20,4%), Kota Jakarta Selatan (20,9%), Kota Madiun (21,0%), Kota Bekasi (21,5%), dan
Luwu Timur (21,7%).
• Prevalensi nasional Balita Kurus adalah 7,4% (wasting-serius) dan Balita Sangat
Kurus adalah 6,2% (wasting-kritis).
• Sebanyak 25 provinsi mempunyai prevalensi Balita Kurus diatas prevalensi
nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi
Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
• Sebanyak 21 provinsi mempunyai prevalensi Balita Sangat Kurus diatas
prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua
Barat.
• Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Balita Sangat Kurus dan
Kurus tertinggi adalah Solok Selatan (41,5%), Seruyan (41,1%), Manggarai (33,3%),
Tapanuli Selatan (31,9%), Seram Bagian Barat (31,0%), Asmat (30,9%), Buru ( 30,3%),
Nagan Raya (30,1%), dan Aceh Utara (29,9%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan
prevalensi Balita Sangat Kurus dan Kurus terendah adalah Minahasa (0%), Kota
Tomohon (2,6%), Kota Sukabumi (3,3%), Kota Bogor (4,0%), Bandung (4,6%), Kota
Salatiga (4,9%), Kota Magelang (5,2%), Cianjur (5,4%), dan Bangka (5,6%).
• Prevalensi nasional Balita Gemuk adalah 12,2%. Sebanyak 18 provinsi
mempunyai Balita Gemuk diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Jawa Timur,
Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)
• Prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Kurus (laki-laki) adalah 13,3%,
sedangkan prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Kurus (Perempuan) adalah 10,9%.
• Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Kurus (laki-laki)
diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
• Sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Kurus
(Perempuan) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Maluku.
• Prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Gemuk (Laki-laki) adalah 9,5%,
sedangkan prevalensi nasional Anak Usia Sekolah Gemuk (Perempuan) adalah 6,4%.
• Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Gemuk (Laki-
laki) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan
Papua.
• Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Gemuk
(Perempuan) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta,
Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, dan
Papua.
Status Gizi Penduduk Umur ≥ 15 Tahun
• Prevalensi nasional Obesitas Umum Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun adalah
10,3%. Sebanyak 12 provinsi mempunyai prevalensi Obesitas Umum Pada Penduduk
Umur ≥ 15 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
• Berdasarkan perbedaan menurut jenis kelamin menunjukkan, bahwa prevalensi
nasional Obesitas Umum Pada Laki-Laki Umur ≥ 15 Tahun adalah 13,9%, sedangkan
prevalensi nasional Obesitas Umum Pada Perempuan Umur ≥ 15 Tahun adalah 23,8%.
• Prevalensi nasional Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun adalah
18,8%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk
Umur ≥ 15 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatera Utara, Bengkulu, Bangka
Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Status gizi Wanita Usia Subur 15-45 tahun
• Prevalensi nasional Kurang Energi Kronis Pada Wanita Usia Subur (berdasarkan
LILA yang disesuaikan dengan umur) adalah 13,6%. Sebanyak 10 provinsi mempunyai
prevalensi Kurang Energi Kronis Pada Wanita Usia Subur diatas prevalensi nasional,
yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.